MITRA ORGANIK INDONESIA HADIR UNTUK MENJADIKAN PETANI INDONESIA MAJU DAN SEJAHTERA BERSAMA

Kamis, 29 Agustus 2013

Teknis Budidaya Bawang Merah


Bawang merah adalah jenis tanaman umbi yang terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang kemudian berubah bentuk dan fungsinya yang seakan-akan umbi berlapis, rasanya sedikit manis dibanding bawang besar, bawang merah cocok untuk bumbu masak bagi masakan asia pada umumnya, dengan stok yang sangat minim untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam dan luar negeri, harga bawang merah masih sangat mahal pada waktu tulisan ini diposting harganya Rp 60.000,-/kg dipasaran dengan harga yang lumayan dasyat banyak petani bawang merah meraup keuntungan yang sangat besar, bayangkan jika harga bawang merah Rp 30.000/kg saja dan satu hektarnya keluar ±10 ton berapa angka yang diraih oleh seorang petani bisa nyampe Rp 300.000.000/hektar dengan modal ±Rp 100.000.000/hektarnya. Modal tersebut untuk biaya antara lain:
Sewa lahan : Rp 3.500.000,- sekali tanam
Pengolahan tanah : Rp 8.000.000,-
Pengairan : Rp 3.000.000,-
Benih : Rp 72.000.000,-
Biaya tanam : Rp 1.000.000,-
Pupuk dan pestisida : Rp 5.500.000,-
Tenaga kerja : Rp 4.000.000,- untuk 2 orang selama 2 bulan.
Lain-lain : Rp 3.000.000,-

Total biaya diatas adalah 100.000.000,- dan kebutuhan modal bisa berubah-ubah tergantung biaya benih dan jasa tenaga kerja daerah masing-masing. Jadi anda bisa prediksi sendiri kebutuhan modal dalam menanam bawang merah per hektarnya atau jika Anda bertanya apa bisa kita menanam ½ atau
¼ hektar saja? Oh tentu bisa kita tinggal bagi saja sesuai kemampuan. Bagaimana? apa Anda tertarik menanam bawang merah? Mari kita lanjutkan ke teknis bertanam bawang merah.
A. PRA TANAM
1. Syarat Tumbuh

Bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan, tekstur sedang sampai liat. Jenis tanah Alluvial, Glei Humus atau Latosol, pH 5.6 – 6.5, ketinggian 0-400 mdpl, kelembaban 50-70 %, suhu 25-320 C
2. Pengolahan Tanah
sebarkan bokashi yang sudah difermentasi dengan SOT dan PHEFOC di lahan dengan dosis 8 ton/hektar.
Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu).
Dibuat bedengan dengan lebar 120 -180 cm.
Diantara bedengan pertanaman dibuat saluran air (canal) dengan lebar 40-50 cm dan kedalaman 50 cm.
Apabila pH tanah kurang dari 5,6 diberi Dolomit dosis + 1,5 ton/ha disebarkan di atas bedengan dan diaduk rata dengan tanah lalu biarkan 2 minggu.
Untuk mencegah serangan penyakit layu dan mencegah gulma semrotkan PHEFOC
3. Pupuk Dasar

Berikan pupuk : 2-4 kg Urea + 7-15 kg ZA + 15-25 kg SP-36 secara merata diatas bedengan dan diaduk rata dengan tanah. Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di bedengan.

Siramkan pupuk Suplemen Organik Tanaman (SOT) yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1-2 botol/1000 m2 dengan cara :
Alternatif 1 : 1 botol SOT dicampur dalam 3 liter air ditambah gula pasir 2 ons untuk dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
Alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 tutup botol SOT ditambah gula pasir 2 sendok makan untuk menyiram 5-10 meter bedengan. Biarkan selama 5 – 7 hari
4. Pemilihan Bibit
Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi.
Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya)
Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau)


B. FASE TANAM
1. Jarak Tanam

Pada Musim Kemarau, 15 x 15 cm, varietas Bima curut atau pada Musim Hujan 20 x 15 cm

2. Cara Tanam

Umbi bibit direndam dulu dalam larutan PHEFOC + air ( dosis 1 tutup/lt air ) lalu ditutaskan biarkan selama 1 hari
kemudian rendam kembali kedalam larutan SOT + air (dosis 1 tutup/lt air) lalu tutaskan dan
Simpan selama 2 hari sebelum tanam
Pada saat tanam, seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam permukaan tanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit.
C. AWAL PERTUMBUHAN ( 0 – 10 HST )
1. Pengamatan Hama

Waspadai hama Ulat Bawang ( Spodoptera exigua atau S. litura), telur diletakkan pada pangkal dan ujung daun bawang merah secara berkelompok, maksimal 80 butir. Telur dilapisi benang-benang putih seperti kapas.

Kelompok telur yang ditemukan pada rumpun tanaman hendaknya diambil dan dimusnahkan. Populasi diatas ambang ekonomi kendalikan dengan PHEFOC . Biasanya pada bawang lebih sering terserang ulat grayak jenis Spodoptera exigua dengan ciri terdapat garis hitam di perut /kalung hitam di leher, dikendalikan dengan PHEFOC.

Ulat tanah . Ulat ini berwarna coklat-hitam. Pada bagian pucuk /titik tumbuhnya dan tangkai kelihatan rebah karena dipotong pangkalnya. Kumpulan ulat pada senja/malam hari. Jaga kebersihan dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang jadi sarangnya. Semprot dengan PHEFOC.
Penyakit yang harus diwaspadai pada awal pertumbuhan adalah penyakit layu Fusarium. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan menguningnya daun bawang, selanjutnya tanaman layu dengan cepat (Jawa : ngoler). Tanaman yang terserang dicabut lalu dibuang atau dibakar di tempat yang jauh. Preventif kendalikan dengan PHEFOC.

Kenapa semua pengganggu tanaman dikendalikan oleh PHEFOC? Ya karena PHEFOC memiliki keunggulan mengendalikan semua pengganggu tanaman seperti ulat, belalangan, jamur dan tanaman gulma. Untuk pencegahan sebaiknya semprotkan larutan PHEFOC dengan dosis 8 tutup botol/ 15 lt air dimulai dari 10-55 HST dilakukan seminggu sekali.
2. Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan pertama dilakukan umur 7-10 HST jika diperlukan dan dilakukan secara mekanik untuk membuang gulma atau tumbuhan liar yang tumbuh karena kemungkinan dijadikan inang hama ulat bawang. Pada saat penyiangan dilakukan pengambilan telur ulat bawang

Dilakukan pendangiran, yaitu tanah di sekitar tanaman didangir dan dibumbun agar perakaran bawang merah selalu tertutup tanah. Selain itu bedengan yang rusak atau longsor perlu dirapikan kembali dengan cara memperkuat tepi-tepi selokan dengan lumpur dari dasar saluran (di Brebes disebut melem).
3. Pemupukan pemeliharaan/susulan

Dosis pemupukan bervariasi tergantung jenis dan kondisi tanah setempat. Jika kelebihan Urea/ZA dapat mengakibatkan leher umbi tebal dan umbinya kecil-kecil, tapi jika kurang, pertumbuhan tanaman terhambat dan daunnya menguning pucat. Kekurangan KCl juga dapat menyebabkan ujung daun mengering dan umbinya kecil.

Pemupukan dilakukan 2 kali
( dosis per 1000 m2 ) :
2 minggu : 5-9 kg Urea+10-20 kg ZA+10-14 kg KCl
4 minggu : 3-7 kg Urea+ 7-15 kg ZA+12-17 kg KCl

Campur secara merata ketiga jenis pupuk tersebut dan aplikasikan di sekitar rumpun atau garitan tanaman. Pada saat pemberian jangan sampai terkena tanaman supaya daun tidak terbakar dan terganggu pertumbuhannya.
Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 diberikan pada umur ± 2 minggu.
4. Pengairan

Pada awal pertumbuhan dilakukan penyiraman dua kali, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman pagi hari usahakan sepagi mungkin di saat daun bawang masih kelihatan basah untuk mengurangi serangan penyakit. Penyiraman sore hari dihentikan jika persentase tanaman tumbuh telah mencapai lebih 90 %
Air salinitas tinggi kurang baik bagi pertumbuhan bawang merah
Tinggi permukaan air pada saluran ( canal ) dipertahankan setinggi 20 cm dari permukaan bedengan pertanaman
D. FASE VEGETATIF ( 11- 35 HST )
1. Pengamatan Hama dan Penyakit

Hama Ulat bawang, S. litura dan S. exigua
Thrips, mulai menyerang umur 30 HST karena kelembaban di sekitar tanaman relatif tinggi dengan suhu rata-rata diatas normal. Daun bawang yang terserang warnanya putih berkilat seperti perak Serangan berat terjadi pada suhu udara diatas normal dengan kelembaban diatas 70%. Jika ditemukan serangan, penyiraman dilakukan pada siang hari, amati predator kumbang macan.

Penyakit Bercak Ungu atau Trotol, disebabkan oleh jamur Alternaria porii melalui umbi atau percikan air dari tanah. Gejala serangan ditandai terdapatnya bintik lingkaran konsentris berwarna ungu atau putih-kelabu di daun dan di tepi daun kuning serta mongering ujung-ujungnya. Serangan pada umbi sehabis panen mengakibatkan umbi busuk sampai berair dengan warna kuning hingga merah kecoklatan. Jika ada hujan rintik-rintik segera dilakukan penyiraman.

Penyakit Antraknose atau Otomotis, disebabkan oleh jamur Colletotricum gloesporiodes. Gejala serangan adalah ditandai terbentuknya bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan yang akan menyebabkan patahnya daun secara serentak (istilah Brebes: otomatis). Jika ada gejala, tanaman terserang segera dicabut dibakar dan dimusnahkan.

Penyakit oleh virus.
Gejalanya pertumbuhan kerdil, daun menguning, melengkung ke segala arah dan terkulai serta anakannya sedikit. Usahakan memakai bibit bebas virus dan pergiliran tanaman selain golongan bawang-bawangan.

Busuk umbi oleh bakteri.
Umbi yang terserang jadi busuk dan berbau. Biasa menyerang setelah dipanen. Usahakan tempat yang kering.
Busuk umbi/ leher batang oleh jamur.
Bagian yang terserang jadi lunak, melekuk dan berwarna kelabu. Jaga agar tanah tidak terlalu becek (atur drainase).
Untuk pencegahan hama-penyakit usahakan pergiliran tanaman dengan jenis tanaman lain (bukan golongan Bawang-bawangan. PESTISIDA Kimia digunakan sebagai alternatif terakhir untuk mengatasi serangan hama-penyakit.
2. Pengelolaan Tanaman
30-35 HST dilanjutkan pendagiran, pembumbunan dan perbaikan bedengan yang rusak.
Penyemprotan SOT dengan dosis 4-5 tutup/tangki tiap 7-10 hari sekali mulai 7 hari setelah tanam hingga hari ke 50-55. Pengairan, penyiraman 1x per hari pada pagi hari, jika ada serangan Thrips dan ada hujan rintik-rintik penyiraman dilakukan siang hari.
E. PEMBENTUKAN UMBI ( 36 – 50HST )

Pada fase pengamatan HPT sama seperti fase Vegetatif, yang perlu diperhatikan adalah pengairannya. Butuh air yang banyak pada musim kemarau sehingga perlu dilakukan penyiraman sehari dua kali yaitu pagi dan sore hari.
F. PEMATANGAN UMBI ( 51- 65 HST )

Pada fase ini tidak begitu banyak air sehingga penyiraman hanya dilakukan sehari sekali yaitu pada sore hari.
G. PANEN DAN PACA PANEN
1. Panen
60-90 % daun telah rebah, dataran rendah pemanenan pada umur 55-70 hari, dataran tinggi umur 70 – 90 hari.
Panen dilakukan pada pagi hari yang cerah dan tanah tidak becek.
Pemanenan dengan pencabutan batang dan daun-daunnya. Selanjutnya 5-10 rumpun diikat menjadi satu ikatan (Jawa : dipocong).

2. Pasca Panen
Penjemuran dengan alas anyaman bambu (Jawa : gedeg). Penjemuran pertama selama 5-7 hari dengan bagian daun menghadap ke atas, tujuannya mengeringkan daun. Penjemuran kedua selama2-3 hari dengan umbi menghadap ke atas, tujuannya untuk mengeringkan bagian umbi dan sekaligus dilakukan pembersihan umbi dari sisa kotoran atau kulit terkelupas dan tanah yang terbawa dari lapangan. Kadar air 89 85 % baru disimpan di gudang.
Penyimpanan, ikatan bawang merah digantungkan pada rak-rak bambu. Aerasi diatur dengan baik, suhu gudang 26-290C kelembaban 70-80%, sanitasi gudang.

Demikian panduan teknis cara menanam bawang merah semoga bermanfaat, jika kurang dimengerti mohon konsultasikan dulu sebelum memulai budidaya bawang merah, atau jika ada kesalahan dalam pembuatan artikel ini mohon berikan masukan/komentar demi kemajuan kita bersama, terima kasih.

Untuk pemesanan produk SOT dan PHEFOC dari PT HCS bisa langsung tekan kontak kami di atas karena Stockist HCS melayani penjualan secara online dimanapun, kapanpun dan berapapun kami siap kirim ke alamat Anda.
 INFO PRODUK HUB: 081343236243  

Cara Membuat Bokashi Tanpa Hama Gulma dan Fungi



Add caption

Rabu, 28 Agustus 2013

Budidaya Padi Organik Pola HCS

Budidaya Padi Organik Pola HCS

Bicara tentang bahan makanan pokok memang tidak akan ada habisnya selagi bumi ini masih berputar, kali ini kami ingin mengulas bagaimana cara menanam padi organik agar hasil panen maksimal seperti apa yang kita harapkan, walau tak segampang membalik telapak tangan namun itu semua bisa kita usahakan dengan belajar/mencari ilmunya setahap demi setahap sampai tercapai apa yang kita harapkan tanpa mengenal putus asa. Baiklah langsung kita mulai cara yang satu ini adalah tanam padi organik pola HCS simak langkah-langkah berikut ini.
Cara pemilihan Benih Padi Organik Pola HCS :

Karena benih merupakan factor penentu kunci keberhasilan yang paling utama dalam bertani padi organik maka pemilihan benih harus dilakukan dengan cermat, tepat, cepat dan mudah agar mengasilkan benih yang bermutu tinggi

Berikut adalah tahapan cara memilih benih padi organik pola HCS :
Benih Padi sebaiknya menggunakan F1
Siapkan ember dan masukan air sebanyak ±8 liter
Tenggelamkan telur bebek/ayam kedalam ember yang berisi air tersebut
Tambahkan garam dapur sedikit demi sedikit sambil diaduk tapi jangan sampai telurnya pecah sampai telur tersebut mengambang di permukaan (jika telur sudah mengambang ambilah telur tersebut karena telur tadi sebagai alat tes).
Kemudian masukan benih padi kedalam ember berlarutan garam
Buang benih padi yang mengambang karena tidak bisa digunakan sebagai benih yang baik.
Ambilah benih padi yang tenggelam karena benih ini yang siap untuk ditanam.
Bersikan benih yang tenggelam dengan air sampai tidak terasa asin karena habis direndam dilarutan garam dan tutaskan airnya.
Kemudian rendam dengan larutan PHEFOC dengan (perbandingan 1 tutup Phefoc : 5 liter air) selama 15 menit dan keringkan.
Setelah itu rendam kembali kedalam larutan SOT (perbandingan 5 tutup SOT: 5 liter air) selama 24 jam
Tiriskan/peramkan benih padi selama sehari semalam diatas koran atau daun dengan tujuan agar benih tumbuh dengan sempuna dan seragam karena benih yang baik untuk disemai adalah ketika benih sudah terdapat bintik-bintik pada lembaga/embrio dan belum tumbuh akar.

Catatan:

Dengan cara ini kita dapat menghemat benih yang hendak ditanam yaitu sekitar 7-10 kg/hektar dibanding dengan cara konvensional yang memerlukan benih sekitar 15-20 kg/hektar.
Cara persemaian Padi Organik Pola HCS
Olah lahan persemaian dengan membuat bedengan lalu siram dengan larutan SOT dengan perbandinan 4-8 tutup SOT : 15 liter air.(saat disiram bedengan tidak sedang tergenang air/kering)
Batasi lahan bedengan persemaian dengan menggunakan bamboo/plastic disekelilingnya
Setelah persemaian berumur 14 hari cabut dan diikat lalu masukkan kedalam larutan SOT dalam bak atau bisa juga ditaruh diatas tanah yang di genangi air yang sudah di beri SOT agar akar benih padi terkena larutan SOT yang bertujuan setelah ditanam tidak mengalami stress atau layu jadi akan langsung hidup setelah ditanam.
Cara pengolahan lahan Padi Organik pola HCS
Jika lahan yang diolah bekas tanaman padi biasanya masih berserakan jerami bekas panen usahakan ratakan lalu semprot dengan probiotik agar cepat hancur(jangan Dibakar) kemudian lahan langsung diolah tanahnya.
Bajak lahan seperti yang biasanya dilakukan lalu semprot dengan menggunakan PHEFOC (8 tutup PHEFOC : 14 liter air) kemudian genangi air selama 14 hari
Sebelum di garu(pengolahan lahan yang terkhir) taburkan BOKASHI sebanyak 8 kw tiap hektarnya, cara pembuatan bokashi klik disini.
Sehari sebelum tanam siram/gembor degan menggunakan SOT (7-8 tutup SOT : 15 liter air)
Buatlah saluran air/got dengan jarak 3 meter di tepi kanan dan kiri kedalaman 20-30 cm dapa petakan lahan untuk memperlancar sirkulasi air.

Ingat : Pemberian bokashi 8 kw/hektar jika bahan untuk membuat bokashi berasal dari kotoran hewan yang di beri makan dengan pola HCS, jika memakai kotoran hewan biasa sebaiknya bokashi yang dibutuhkan sebanyak 2 ton/hektar.
Penanaman Padi Organik Pola HCS
Setelah proses permaian cabut benih padi dan diikat lalu rendam dengan larutan SOT atau genangan air yang sudah diberi SOT.
Cara penanaman : akar semai di benamkan pada tanah hingga kedalaman 1-2 cm dengan posisi perakaran horizontal seperti huruf “L” yang berfungsi untuk memperbanyak peranakan, mempercepat pertumbuhan dan perkembangan akar.
Penanaman direkomendasikan dengan system jajar legowo dengan rumus 3:1 (25_25_25_40)cm ; 4:1 (25_25_25_25_40)cm; 5:1 (25_25_25_25_25_40)cm. berbentuk bujur sangkar (25×25) dengan jarak tanam seperti ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan akar dan peranakan yang lebih banyak karena persaingan energy matahari, oxygen dan nutrisi.
Cara pemupukan Padi Organik Pola HCS
Pupuk utama local dengan menggunakan kopos jerami, pupuk kandang atau pupuk organic lainnya yang mudah diperoleh.
Penggunaan pupuk anorganik (Urea, NPK dll) dilakukan seperti biasa hanya saja untuk masa tanam pertama dikurangi 70% dari kebiasaannya, masa tanam ke dua dikurangi 80%, masa tanam ke tiga sampai tanaman ke enam dikurang 90%, dan pada tanaman ke tuju jika kondisi tanah sudah terlihat normal sudah bisa lepas dari pupuk anorganik (pupuk berkmia) 100%.
Penggunan Suplemen Organik Tanam (SOT) selain disiramkan ke lahan seperti di atas juga disemprotkan dengan aturan:
Menggunakan ukuran 3-4 tutup botol SOT dilarutkan kedalam 14 liter air, penyemprotan pertama ketika tanaman berumur 5 hari setelah tanam dan dilakukan 3 kali penyemprotan dengan jarak waktu 15 hari sekali.
Waktu penyemprotan dilakukan pada sore hari setelah pukul 16.00 wib atau pagi hari sebelum pukul 07 wib
Arahkan semprotan pada sisi bawah daun karena mulut daun(stomata) pada sisi bawah daun.
Pengaturan Air Tanam Padi Organi Pola HCS

Tanaman padi bukanlah tanaman air, tetapi tanaman yang bertahan hidup dalam kondisi tergenang air. Agar dapat hidup dalam ekosistem basah, padi memerlukan energy yang besar untuk membentuk kantung udara (jaringan aerenchym).

Hasil penelitian para ahli menunjukkan perkembangan dan pertumbuhan akar pada tanaman padi akan terhambat dengan kondisi penggenangan air. Selama periode tersebut sekitar 70% akar tanaman mengalami degradasi dan kematian.

Perkembangan dan pertumbuhan tanaman padi paling baik adalah dalam kondisi tanah lembab (aerob) selama fase vegetative.

Pengaturan tata udara tanah melalui pemberian air (lembab dan basah secara bergantian) akan meningkatkan keaneka-ragaman dan peranan biota tanah dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dengan rendamen air 30% sudah sangat ideal.

Oleh karena itu perlu sekali adanya pengaturan pengairan tanaman padi,

sebagai berikut:
Pada fase vegetatif awal pertahankan tanah dalam kondisi lembab.
Pada umur 1-8 hari setelah tanam (hst) keadaan tanah sebaik-nya lembab supaya tata udara tanah tetap baik.
Menjelang (hari ke 9-10 setelah tanam) air digenang 2-3 cm
Pada umur 19-20 hst pemberian air dilakukan untuk memper-tahankan tanah tetap lembab. Kemudian untuk merangsang pertumbuhan akar biarkan tanah sampai retak-retak (tapi tanaman tetap segar).
Pada awal fase pembungaan lakukan penggenangan air sekitar 1-2 cm hingga padi masa susu (sekitar 25 hari sebelum panen).
Pengeringan hingga panen.
Pengendalian Hama Menggunakan Organik PHEFOC
Mengatasi Hama padi Organik Pola HCS



Untuk mengatasi kemungkinan serangan hama padi (Pestisida, Herbisida, Fungisida, dll,), PT HCS telah mengembangkan Pengendali Hama Organik yang bisa diandalkan dan telah terbukti sangat ampuh untuk segala jenis hama yaitu dengan menggunakan PHEFOC. Aplikasinya sebaiknya dilakukan selang seminggu setelah penyemprotan Suplemen Organik Tanaman (SOT)



PRODUKSI padi Organik pola HCS :
Panen tahun pertama sudah bertambah tetapi belum bagitu nyata perubahanya.
Hal tersebut diakibatkan oleh Racun Pupuk Kimia, Saatnya Kita Berbenah janganlah Racuni kembali Tanah Yang Subur Ini !!
Pada tahun berikutnya produktivitas tanaman padi dengan system ini sangat mengagumkan, meningkat sampai di atas 40%-100%. Kenaikan produksi tersebut terjadi karena peningkatan jumlah anakan produktif 30-90 per rumpun, jumlah malai sekitar 40-60/rumpun, panjang malai dan jumlah gabah isi meningkat tajam. Selain itu padinya sudah organik.



Cara Pemanenan padi Organik Pola HCS

Cara pemanenan padi organik dilakukan seperti pada umumnya dengan syarat gabah yang dipanen tidak banyak yang terbuang akibat proses pemanenan seperti menggunakan alat gepnyok yang mengakibatkan gabah banyak yang mencelit diluar area gepnyokan akibatnya mubazir kebuang percuma, direkomendasikan pemanenan dengan cara dieret(menggunakan mesin eret) itu akan meminimalisir gabah terbuang.

Demikianlah pembahasan Cara penanaman padi organik dengan pola HCS dari mulai pembenihan sampai pemanenan semoga bermanfaat bagi para petani yang berkeinginan meningkatkan hasil panennya dan memberi kemakmuran pada kita semua.

Bagi rekan–rekan yang membutuhkan produk-produk Agrokompleks dari PT HCS, Anda dapat menghubungi Stockis HCS !

Add caption


Meningkatkan Bobot Ayam Boiler


Add caption
Ayam broiler atau ayam Pedaging merupakan sumber protein hewani asal ternak dan memegang peranan yang sangat penting dilihat dari segi gizi dan ekonomi karena jenis ayam ras ini mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat antara 5-7 minggu ayam sudah dapat di panen. Kami sebagai Mitra HCS bersama PT Hidup Cerah Sejahtera berupaya membantu peningkatan produktivitas, kuantitas, kualitas dan efisiensi usaha peternakan ayam broiler secara alami organik (tanpa kimia). Baiklah mari kita mulai pembahasan tentang bagaimana cara meningkatkan bobot ayam boiler atau ayam pedaging yang baik dan benar. Untuk mendapatkan bobot ayam dengan maksimal kita perlu mengikuti langkah-langkah beternak sebagai berikut.
Cara Pemilihan Bibit Ayam Boiler/Pedaging

Sehat dan aktif bergerak, bentuk tubuh bulat (gemuk), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, sorot mata tajam dan bersih serta lubang kotoran (anus) bersih merupakan ciri bibit yang baik
Kondisi Yang Ideal Untuk Beternak Ayam Boiler/Pedaging :
Lokasi Kandang.
Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat.
Pergantian udara dalam kandang.
Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.
Suhu udara dalam kandang.
Suhu ideal kandang sesuai umur adalah sebagai berikut :

Umur (hari)
Suhu (⁰c)

01 – 07
34 – 32

08 – 14
29 – 27

15 – 21
26 – 25

22 – 28
24 – 23

29 – 35
23 – 21

Kemudahan mendapatkan sarana produksi
Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana peternakan.
Cara Pemeliharaan Ayam Boiler/Pedaging

1) Perkembangan

Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung (litter). Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar. Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih murah.
Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit.

2) Pakan
Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi).
Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap. Tahap pertama disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua disebut penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar protein 20 %. Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya.
Penambahan SOC HCS lewat air minum dengan dosis 1- 2 cc/5 liter air minum memberikan berbagai nutrisi pakan dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler.

Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio). Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen.
Contoh perhitungan :
Diketahui ayam yang dipanen 1000 ekor, berat rata-rata 2 kg, berat pakan selama pemeliharaan 3125 kg, maka FCR-nya adalah :
Berat total ayam hasil panen =
1000 x 2 = 2000 kg
FCR = 3125 : 2000 = 1,6
Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi). Penggunaan SOC HCS dapat menurunkan angka FCR tersebut.

3) Vaksinasi

Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum.

4) Teknis Pemeliharaan
Minggu Pertama (hari ke 1-7). Kutuk/DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah SOC HCS dengan dosis ± 1 – 2 cc/5 liter air minum dan gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi. Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per ekor 13 gr atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).
Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen air minum sudah berupa air dingin dengan penambahan SOC HCS dengan dosis 1 – 2 cc/5 liter air minum (diberikan saat pemberian air minum yang pertama). Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4.
Minggu Kedua (hari ke 8 -14).
Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.
Minggu Ketiga (hari ke 15-21).
Pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus sehingga akan meminum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin tersebut juga tetap ditambah SOC HCS dengan dosis tetap.
Minggu Keempat (hari ke 22-28).
Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normal
mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap penyakit.
Minggu Kelima (hari ke 29-35).
Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 – 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen.
Minggu Keenam (hari ke 36-42).
Jika ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.

5) Penyakit

Penyakit yang sering menyerang ayam broiler yaitu :
Tetelo (Newcastle Disease/ND)
Disebabkan virus Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel darah. Gejalanya ayam sering megap-megap, nafsu makan turun, diare dan senang berkumpul pada tempat yang hangat. Setelah 1 – 2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir dan ayam berputar-putar yang akhirnya mati. Ayam yang terserang secepatnya dipisah, karena mudah menularkan kepada ayam lain melalui kotoran dan pernafasan. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, maka untuk mengurangi kematian, ayam yang masih sehat divaksin ulang dan dijaga agar lantai kandang tetap kering.
Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD)
Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus golongan Reovirus. Gejala diawali dengan hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak tidak teratur, peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh bergetar-getar. Sering menyerang pada umur 36 minggu. Penularan secara langsung melalui kotoran dan tidak langsung melalui pakan, air minum dan peralatan yang tercemar. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, yang dapat dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin Gumboro.
Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease)
Merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin dan ingus keluar lewat hidung dan ngorok saat bernapas. Pada ayam muda menyebabkan tubuh lemah, sayap terkulai, mengantuk dan diare dengan kotoran berwarna hijau, kuning keputih-keputihan. Penularan melalui pernapasan dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat. Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-obatan yang sesuai.
Berak Kapur (Pullorum).
Disebut penyakit berak kapur karena gejala yang mudah terlihat adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering menjadi seperti serbuk kapur. Disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum.
Kematian dapat terjadi pada hari ke-4 setelah infeksi. Penularan melalui kotoran. Pengobatan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan, yang sebaiknya dilakukan adalah pencegahan dengan perbaikan sanitasi kandang.
Infeksi bibit penyakit mudah menimbulkan penyakit, jika ayam dalam keadaan lemah atau stres. Kedua hal tersebut banyak disebabkan oleh kondisi lantai kandang yang kotor, serta cuaca yang jelek. Cuaca yang mudah menyebabkan ayam lemah dan stres adalah suhu yang terlalu panas, terlalu dingin atau berubah-ubah secara drastis. Penyakit, terutama yang disebabkan oleh virus sukar untuk disembuhkan. Untuk itu harus dilakukan sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik. Pemberian SOC HCS yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan ayam, ketahanan tubuh ayam, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran.

SOC HCS merupakan suplemen khusus ternak dengan kandungan :
Mineral-mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang, organ luar dan dalam, pembentukan darah dan lain-lain.
Asam-asam amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine, Lycine, Methionine , Phenylalanine, Threonine, Thryptophan, dan Valine sebagai penyusun protein untuk pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh
Vitamin-vitamin lengkap, yaitu A, D, E, K, C dan B Komplek untuk kesehatan dan ketahanan tubuh.

6) Sanitasi/Cuci Hama Kandang
Sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran limbah budidaya sebelumnya. Tahap kedua yaitu pengapuran di dinding dan lantai kandang. Untuk sanitasi yang sempurna selanjutnya dilakukan penyemprotan dengan formalin, untuk membunuh bibit penyakit. Setelah itu dibiarkan minimal selama 10 hari sebelum budidaya lagi untuk memutus siklus hidup virus dan bakteri, yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya.

Keuntungan penggunaan Bio Organik SOC HCS :
Selain kotoran tidak bau juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak lain maupun untuk membuat bokashi juga sangat bagus.
Ayam lebih berbobot dan menghemat biaya perawatan karena pertumbuhan ayam lebih cepat.
Daging ayamnya rendah kolesterol(tanpa gajih) dan rasanya kenyal seperti ayam kampung.

Bagi peternak ayam boiler atau pedaging yang ingin meningkatkan bobot ayam ternaknya dengan biaya perawatan lebih hemat bisa dicoba dengan penggunakan Bio Organik SOC HCS dan bisa Anda dapatkan hanya di Stockist HCS  di 081 343 236 243.kami sudah berpengalaman mengirimkan paket ke seluruh nusantara.

Meningkatkan Bobot Ayam Boiler

Membuat Pakan Ayam Boiler Organik Pola HCS




Membuat Pakan Ayam Boiler Organik Pola HCS

Kita tahu harga pakan ayam pabrikan sekarang, Sudah mahal semakin hari juga terus naik, Untuk menekan biaya pengeluaran pakan agar efisiensi maka pembuatan pakan merupakan salah satu cara untuk memperkecil angka FCR (Feed Convertion Ratio), sebab semakin sedikit biaya pakan yang kita keluarkan akan tetapi bobot yang kita peroleh bertambah tidak menutup kemungkinan hasil yang kita peroleh semakin bertambah pula. Berikut cara membuat pakan ayam organic pola HCS untuk menghemat biaya pakan selama pemeliharaan.
Alat – alat Yang Digunakan Untuk Membuat Pakan :
Mesin Giling
Bak
Timbangan
Bahan-bahan Pakan Ayam Boiler Organik untuk difermentasi :
Tepung Jagung 2,5 kg
Dedak Padi (Katul) 2,5 kg
Karak (Nasi Aking Kering) 1 kg
Sayur mayur bisa pakai : Sawi, Kangkung, Bayam, Krokot, Gedebog, daun pepaya dan lainnya 1,5 kg
Konsentrat jenis 511 bravo 1,5 kg
Ampas tahu 0,5 kg
Tepung Ikan 0,5 kg
Bio Organik SOC HCS 1 tutup botol (10 cc) untuk bahan 10 Kg
Air 10 liter
Cara Pembuatan Pakan Ayam Boiler Organik

Campur semua bahan dan diaduk sampai rata kemudian campuran tersebut difermentasi dengan cara masukan kedalam ember(wadah yang lebih besar) lalu tutup rapat selama sehari semalam (24 jam).

Setelah difermentasi dilanjutkan proses pegilingan untuk dijadikan bentuk butiran supaya semua bahan dimakan semua tanpa memilih yang disukai saja, setalah itu keringkan dan langsung diberikan untuk pakan ayam. Jika pembuatan pakan dalam jumlah banyak atau untuk stok sebaiknya pakan diberi pengawet agar tidak mudah rusak dan harus kering sempurna, cukup mudah bukan? “selamat mencoba”

Bagi yang ingin membuat pakan ayam boiler organic sendiri untuk menghemat biaya pengeluaran pakan silakan Anda praktekkan dan dapatkan Bio Organik SOC HCS hanya di Stockit HCS !

INFO PRODUK HUB : 081343236243 

Budidaya Cabe Organik Pola HCS

Buah penghasil rasa pedas yang satu ini memang perlu dilirik, karena cabe membuat penggugah selera makan kita menjadi meningkat, makanya harga cabe bisa melonjak jika tidak sedang musim tanam, sebenarnya kita bisa membudidaya cabe walau hanya satu pot (polybag) sekedar memanfaatkan lahan kosong atau kalau kita tanam di depan rumah bermanfaat sebagai hiasan taman dan hasilnya kita petik buat kebutuhan sehari-hari akan tetapi jika kita menginginkan hasil yang lebih maksimal mari kita pelajari langkah-langkah budidaya cabe organic pola HCS yang baik dan benar. Bertanam cabe dalam polybag relatif mudah dilaksanakan, namun demikian teknis budidaya yang dilaksanakan tetap mengacu pada budidaya cabe secara umum dengan memperhatikan : pemilihan jenis dan varietas benih, persemaian, penyiapan media tanam dan lokasi penanaman.

Yang dimaksud berbasis Organik karena sedikit sekali penggunaan pupuk dan obat yang berbahan kimia. Itupun kalau diperlukan. Yang lebih dominan adalah menggunakan Suplemen Organik Tanaman (SOT) dan pengendali hamanya kita pakai Pestisida, Herbisida,Fungisida Organik Cair (PHEFOC) produksi PT HCS. Mari langsung saja kita mulai pembahasannya.
Syarat-Syarat Tumbuh Tanaman Cabe

Untuk dapat tumbuh dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan potensi produksinya, tanaman cabe memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai. Banyak faktor lingkungan yang menentukan pertumbuhan cabe. Tetapi secara umum, terdapat empat faktor lingkungan utama yang sangat menentukan , yaitu suhu, cahaya, tanah, dan air.
a. Suhu

Suhu merupakan faktor penting dalam proses kehidupan tanaman. Hal ini karena semua proses biokimia tanaman sangat dipengaruhi oleh suhu. Supaya tanaman cabe dapat tumbuh dengan baik, suhu ideal untuk pertumbuhannya harus dipenuhi. Tanaman cabe secara umum dikenal sebagai tanaman sayuran yang dapat tumbuh dalam rentang suhu yang cukup luas, yakni pada kisaran 15-32 derajat Celcius. Berdasarkan hasil penelitian, suhu optimum tanaman cabe berkisar antara 24-30 derajat Celcius.
b. Cahaya

Cahaya memiliki pengaruh tidak kalah pentingnya dengan suhu. Cahaya merupakan sumber energi bagi proses fotosintesis tanaman. Tanaman membutuhkan cahaya yang cukup untuk mendapatkan pertumbuhan yang sehat dan pembentukan buah yang maksimum selama masa produksinya. Pada tanaman cabe pada umumnya, cahaya yang dibutuhkan selama 12 jam/hari (berbeda sesuai varietas), sedangkan untuk tanaman cabe dalam wadah/pot, kebutuhan cahayanya dapat direkayasa sesuai kebutuhan, bisa juga dengan menambahkan naungan seperti paranet. Naungan ini sifatnya mengurangi intensitas matahari yang terlalu tinggi. Dengan begitu, cahaya yang dibutuhkan tanaman cabe akan tetap sesuai dengan kebutuhannya.
c. Tanah

Fungsi tanah bagi tanaman tidak hanya menyediakan unsur-unsur mineral, tetapi juga sebagai tempat berpegang dan bertumpunya tanaman agar dapat tumbuh tegak.

Bertanam cabe dalam pot pada dasarnya sama dengan bertanam cabai di lahan pekarangan. Pilihlah tanah yang gembur, berasal dari lapisan atas tanah, dan mampu mengikat cukup air.

Media tanah yang baik adalah campuran tanah humus, sekam padi dan pupuk kandang fermentasi dengan komposisi 1:1:1.

pH tanah ideal yang dibutuhkan tanaman cabe berkisar antara 4,5-7. Untuk pH tanah yang terlalu rendah (asam) dapat dinaikan dengan menambahkan kation basa seperti kalsium oksida (Cao) atau lebih populer dengan sebutan kapur dolomit. Sebaliknya, pH tanah terlalu tinggi (basa) dapat menambahkan unsur belerang (sulfur). Tanah yang digunakan sebagai media tanam sebaiknya remah atau poros. Dengan tanah yang poros perakaran akan mudah untuk melakukan proses respirasi (pernapasan).
d. Air

Bagi tanaman, air tidak hanya berfungsi sebagai sistem pelarut sel tanaman, tetapi juga sebagai media pengangkutan unsur-unsur makanan di dalam tanah. Karena itu air, air sangat diperlukan dalam proses pertumbuha tanaman. Air yang digunakan sebaiknya bebas polutan dan berkadar garam rendah. ph air yang optimum pada tanaman cabe berkisar antara 5-7, dengan kelembababn udara 70-80%. Tanaman cabe lebih menyukai kelembababn rendah daripada kelembaban yang tinggi.
Cara Pemilihan benih Cabe:
Ada jenis cabe yang tumbuh baik saat musim hujan namun kurang optimal saat musim kemarau, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian, pengetahuan mengenai deskripsi dan sifat-sifat jenis dan varietas cabe mutlak diperlukan sebelum kita memutuskan untuk menanamnya. Namun secara umum, tanaman cabe menghendaki kondisi agroklimat seperti penjelasan di atas.
Benih cabe dibuat sendiri. Caranya, pilih buah cabe yang matang (merah), bentuk sempurna, segar, tidak cacat dan tidak terserang penyakit. Kemudian keluarkan bijinya dengan mengiris buah secara memanjang. Cuci biji lalu dikeringkan. Kemudian pilih biji yang bentuk, ukuran dan warna seragam, permukaan kulit bersih, tidak keriput dan tidak cacat.
Bila kesulitan membuat sendiri, benih cabe dapat dibeli di toko pertanian setempat.
Benih yang akan ditanam diseleksi dengan cara merendam dalam air, biji yang terapung dibuang.
Dimaksudkan untuk menyiapkan bibit yang sehat dan kuat sebagai bahan tanam di dalam polybag. Persemaian sebelum tanam di tempat permanen (polybag), sebaiknya benih disemai dulu dalam wadah semai berupa bak plastik atau bak kayu dengan ketebalan/kedalaman sekitar 10 cm yang dilubangi bagian dasarnya untuk pengaturan air (drainase).
Untuk mempercepat tumbuhnya benih, Sebelum disemaikan, benih diperlakukan dengan cara merendamnya dengan air hangat (50 derajat Celcius) semalam. Lebih baik lagi bila diberi zat pengatur tumbuh seperti Atonik, Biji yang terapung dibuang, sedangkan biji yang tenggelam digunakan sebagai benih.
Untuk mengurangi patogen atau penyakit yang mungkin terbawa bersama biji lakukan perendaman selama 10 menit dengan larutan PHEFOC Pengendali Hama Tanaman produk PT HCS supaya patogen/penyakit yang menempel mati. Lebih baik lagi jika airnya dicampur pula dengan larutan SOT (Suplemen Organik Tanaman)
Benih yang ditanam harus mempunyai bentuk, ukuran, dan warna yang seragam, bersih, dan tidak keriput.
Media persemaian dipermentasi lebih dulu dari bahan pupuk kandang halus dan sekam bakar dengan perbandingan 1 : 1 dan disiram dengan air capuran SOT berukuran 1 tutup botol SOT per 5 liter air sampai merata dan didiamkan dengan tertutup selama 1- 2 hari.
Tebarkan benih secara merata di media persemaian, bila mungkin beri jarak antar benih 5 x 5 cm sehingga waktu tanaman dipindah/dicabut akarnya tidak rusak. Usahakan waktu benih ditanam di atasnya ditutup selapis tipis tanah. Kemudian letakkan wadah semai tersebut di tempat teduh dan lakukan penyiraman secukupnya agar media semai tetap lembab.
Penyiraman media penyemaian bisa menggunakan sprayer. Media semai cukup disiram satu hari sekali. Namun bila cuaca cukup panas, penyemaian benih dapat disiram hingga dua kali sehari.
Selama masa penyemaian, harus dihindari pemakaian pupuk yang berlebihan dan kontak langsung benih dengan cahaya matahari.
Bila proses penyemaian berjalan baik, dala 4-5 hari bibit cabai akan mulai berkecambah. Setelah berumur 4 minggu, bibit sudah dapat dipindahkan kedalam polybag kecil.
Cara penyemaian Cabe Organik Pola HCS :
Dimaksudkan untuk menyiapkan bibit yang sehat dan kuat sebagai bahan tanam di dalam polybag. Persemaian sebelum tanam di tempat permanen (polybag), sebaiknya benih disemai dulu dalam wadah semai berupa bak plastik atau bak kayu dengan ketebalan/kedalaman sekitar 10 cm yang dilubangi bagian dasarnya untuk pengaturan air (drainase).
Untuk mempercepat tumbuhnya benih, Sebelum disemaikan, benih diperlakukan dengan cara merendamnya dengan air hangat (50 derajat Celcius) semalam. Lebih baik lagi bila diberi zat pengatur tumbuh seperti Atonik, Biji yang terapung dibuang, sedangkan biji yang tenggelam digunakan sebagai benih.
Untuk mengurangi patogen atau penyakit yang mungkin terbawa bersama biji lakukan perendaman selama 10 menit dengan larutan PHEFOC Pengendali Hama Tanaman produk PT HCS supaya patogen/penyakit yang menempel mati. Lebih baik lagi jika airnya dicampur pula dengan larutan SOT (Suplemen Organik Tanaman)
Benih yang ditanam harus mempunyai bentuk, ukuran, dan warna yang seragam, bersih, dan tidak keriput.
Media persemaian dipermentasi lebih dulu dari bahan pupuk kandang halus dan sekam bakar dengan perbandingan 1 : 1 dan disiram dengan air campuran SOT berukuran 1 tutup botol SOT per 5 liter air sampai merata dan didiamkan dengan tertutup selama 1- 2 hari.
Tebarkan benih secara merata di media persemaian, bila mungkin beri jarak antar benih 5 x 5 cm sehingga waktu tanaman dipindah/dicabut akarnya tidak rusak. Usahakan waktu benih ditanam di atasnya ditutup selapis tipis tanah. Kemudian letakkan wadah semai tersebut di tempat teduh dan lakukan penyiraman secukupnya agar media semai tetap lembab.
Penyiraman media penyemaian bisa menggunakan sprayer. Media semai cukup disiram satu hari sekali. Namun bila cuaca cukup panas, penyemaian benih dapat disiram hingga dua kali sehari.
Selama masa penyemaian, harus dihindari pemakaian pupuk yang berlebihan dan kontak langsung benih dengan cahaya matahari.
Bila proses penyemaian berjalan baik, dala 4-5 hari bibit cabai akan mulai berkecambah. Setelah berumur 4 minggu, bibit sudah dapat dipindahkan kedalam polybag kecil.
Pembibitan Cabe Organik ke dalam Polybag
Benih yang telah berkecambah atau bibit cabe umur 10-14 hari (biasanya telah tumbuh sepasang daun) sudah dapat dipindahkan ke tempat pembibitan.
Siapkan tempat pembibitan berupa polybag ukuran 8 x 9 cm atau bumbungan dari bahan daun pisang sehingga lebih murah harganya. Masukkan ke dalamnya campuran tanah, pasir dan bokashi yang sudah difermentasi dengan SOT HCS
Pindahkan bibit cabe ke wadah pembibitan dengan hati-hati. Pada saat bibit ditanam di polybag/bumbungan, tanah di sekitar akar tanaman ditekan-tekan agar sedikit padat dan bibit berdiri tegak. Letakkan bibit di tempat teduh dan sirami secukupnya untuk menjaga kelembabannya. Pembibitan ini untuk meningkatkan daya adaptasi dan daya tumbuh bibit pada saat pemindahan di tempat terbuka.
Bibit bisa ditanam di polybag setelah berumur 21-40 hari.
Penyiapan media tanam Cabe Kedalam Polybag :
Siapkan polybag tempat penanaman berukuran 35 cm x 35 cm yang telah diberi lubang kiri kanannya untuk pengaturan air.
Buat campuran dengan komposisi tanah, pupuk kandang/bhokasi dan sekam (brambut) dengan perbandingan 2:1:1 sebanyak yang dibutuhkan. Penggunaan sekam bertujuan untuk memperbaiki drainase sehingga air tidak tergenang dalam polybag.
Semprot dengan PHEFOC Pengendali Hama Tanaman (produk PT HCS) untuk mematikan hama pengganggu dalam media tanah dan tunggu beberapa jam.
Bahan-bahan tersebut disiram dengan air yang bercampur SOT (ukuran 1 tutup botol SOT per 5 liter air) sampai merata. Bisa ditambah seukuran 5 gr Urea + 10 gr ZA per polybag kemudian disiram dengan air agar pupuk larut dalam tanah.
Masukkan campuran tersebut ke dalam polybag setinggi 3/4 dari volume polybag dan dibiarkan selama 5-7 hari agar media tanam lebih siap.
Penanaman Cabe menggunakan Pot

Untuk melakukan penanaman cabe dalam wadah/pot, yang perlu diperhatikan adalah diameter dan kedalaman wadah, hal ini terkait dengan perakaran cabe yang menyebar menembus cukup dalam antara 30-50 cm.
Pot yang baik adalah yang memenuhi kriteria berikut :
Mampu mendukung perkembangan perakaran.
Bagian bawah pot harus berlubang untuk merembeskan air berelebih.
Dasar pot dipilih yang berkaki untuk membantu aerasi dan drainase.
Tidak terlalu berat agar mudah dipindahkan.
Tidak mudah lapuk dan pecah.
Dinding pot harus mampu merembeskan air dan udara keluar agar suhu tanah tetap stabil.
Jenis pot yang dipakai dapat berupa pot tanah liat, pot plastik, pot porselin, pot semen, pot ban bekas, pot kaleng bekas dan pot anyaman bambu. Beberapa jenis pot ini tidak memiliki sifat pot yang baik sehingga pada siang hari yang panas, suhu pot cepat naik dan tanaman menjadi layu. Karena itu, beberapa jenis pot perlu dilubangi didindingnya.
Penanaman Cabe Dalam Wadah Polybag :

Bibit yang telah berumur 21 hari sudah siap ditanam dalam polybag.
Pilih bibit cabe yang baik yaitu yang pertumbuhannya tegar, warna daun hijau, tidak cacat/terkena hama penyakit
Siapkan polybag yang akan ditanami. Sebaiknya polybag yang telah siap ditanami sudah ditempatkan pada tempat masing-masing apabila memang sudah ada rencana, agar tidak terjadi pemindahan lagi. Padatkan permukaan media tanah dan siram dengan air lalu letakkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung.
Wadah media bibit dari plastic harus dibuka dulu sebelum ditanam. Hati-hati supaya tanah yang menggumpal akar tidak lepas. Bila wadah bibit memakai bumbungan pisang langsung ditanam karena daun tersebut akan hancur sendiri.
Tanam bibit tersebut di polybag penanaman. Tanam bibit tepat di bagian tengah dan tambahkan media tanahnya hingga mencapai sekitar 2 cm dari bibir polybag
Waktu penanaman pada pagi/sore hari untuk mengurangi penguapan.
Bibit ditanam sebatas pangkal batang dengan posisi tegak lurus, tanah di sekitar batang dipadatkan agar perakaran lebih kuat kemudian dilakukan penyiraman.
Apabila cuaca panas, sebaiknya tanaman diberi pelindung dari pelepah pisang yang ditekuk menjadi dua bagian kemudian disungkupkan menutupi bibit menyerupai bentuk segitiga sama kaki. Pemberian pelindung ini dimaksudkan supaya bibit yang baru ditanam tetap segar dan tidak mengalami kelayuan.
Pemeliharaan Cabai Organik Pola HCS :
perempelan dilakukan terhadap tunas samping yang muncul sebelum pembungaan agar tanaman tumbuh besar terlebih dahulu. Lakukan Perempelan daun-daun tua, bunga pertama dan seluruh tunas yang keluar dari ketiak daun di bawah percabangan pertama.
Penyiraman Apabila tidak ada hujan, penyiraman dilakukan setiap hari sampai umur 2 minggu, setelah itu penyiraman cukup dilakukan 2-3 kali seminggu atau sesuai dengan kondisi kelembaban tanah. Penyiraman tanaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 09.00 pagi, karena pada siang harinya tanaman banyak membutuhkan air untuk proses fotosintesis. Penyiraman sebaiknya dilakukan.
Pengajiran Ajir (lanjaran) ditancapkan dalam polybag di samping tanaman pada jarak 10 cm dari pangkal batang.
Pengikatan dilakukan pada ajir membentuk huruf “8“ sehingga tidak menghambat pertumbuhan batang. Pengikatan dilakukan pada ajir sebanyak tiga simpul setiap tanaman yaitu : di bawah cabang Y pada umur 10-15 hari setelah tanam (hst), di atas cabang Y umur 30-40 hst dan pada waktu pembesaran buah umur pada umur 10 – 15 hari hst, di atas cabang Y umur 30 – 40 hst dan pada waktu pembesaran buah 50 – 60 hst.
Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemupukan yaitu setiap 2 minggu sekali dengan mencabut rumput/gulma di sekitar tanaman cabe.
Pemupukan Setelah usia 1 minggu semprot dengan SOT (3 tutup botol SOT dilarutkan dalam 14 liter air) dan lakukan seminggu sekali pada tanaman. Umur 30 dan 60 hari setelah tanam : masing-masing 1/3 bagian dari sisa campuran Urea dan ZA pada pemupukan dasar.Setelah 2 minggu dipupuk dengan Urea sebanyak 5 gr/tanaman atau 1 ons dilarutkan dengan air dan siramkan untuk 20 tanaman, dan dilakukan setiap 2 minggu sekali sampai umur 2,5 bulan. Penggunaan pupuk kimia hanya diberikan max 30 % dari penggunaan Urea ketika tanpa menggunakan SOT
hama yang dominan menyerang adalah kutu daun, thrips dan lalat buah sedangkan penyakit yang timbul diantaranya layu bakteri dan virus mozaik yang menyebabkan stagnasi dan kematian tanaman.Pengendaliannya : Untuk mengendalikan hama lalat buah dapat digunakan perangkap yang telah diolesi dengan Antraxtan/ lem yang mengandung “eugenol“ untuk menarik lalat buah yang ditempatkan setiap sudut lokasi pertanaman cabe dalam polybag. Untuk mengendalikan serangga pengisap daun seperti Thrips, Aphid, penyakit busuk buah kering (Antraknosa) yang disebabkan cendawan, gunakan fungisida dengan menggunakan PHEFOC Produk HCS. Dosis dan aplikasi masing-masing obat tersebut dapat dilihat pada labelnya.
Masa Panen dan Pemetikan Cabe :
Pada umur 60 hari setelah tanam, cabe dalam polybag sudah masuk fase generatif yaitu mulai berbunga dan pematangan buah sampai umur 70 hari setelah tanam. Panen pertama dilakukan pada umur 75-80 hari kemudian panen berikutnya setiap 3-4 hari sekali / sesuai dengan kondisi buah.
Pemetikan dilakukan dengan hati-hati agar percabangan/tangkai tanaman tidak patah.
Setelah pengunduhan lakukan penyemprotan dengan SOT dan PHEFOC bergantian selang seminggu begitu juga seterusnya.

Sampai disini pembahasan budidaya cabai organic pola HCS untuk informasi dan cara mendapatkan produk-produk HCS silakan menghubungi Stockist HCS di kontak kami ! –selamat mencoba–
Entri ini ditulis di Blog dan ber-tag Cara Membuat Bokashi, HCS, Organik, Phefoc, SOT, Tanam pada Juli 16, 2013.
INFO PRODUK HUB: 081343236243